Kamis, 03 Januari 2019

Tranformasi linear


TRANSFORMASI LINEAR

A.    PENGANTAR TRANSFORMASI LINEAR

Dalam bagian ini kita mulai mempelajari fungsi bernilai vektor dari sebuah peubah vektor. Yakni, fungsi yang berbentuk w = F(v), dimana baik peubahbebas v maupun peubah tak-bebas w adalah vektor. Kita akan memusatkan perhatian pada kelompok khusus fungsi vektor yang kita namakan transformasi linear. Kelompok fungsi ini mempunyai banyak penerapan penting dalam fisika, bidang teknik, ilmu sosial, dan berbagai cabang matematika.
Jika V dan W adalah ruang vektor danF adalah sebuah fungsi yang mengasosiasikan vektor unik di W dengan setiap vektor terletak di V, maka kita katakana Fmemetakan V ke dalam W, dan kita tuliskan F:VàW. lebih lanjut lagi, jika Fmengasosiasikan vektor w dengan vektor v, maka kita tuliskan w = F(v) dan kita katakan bahwa w adalah bayangan dari v di bawahF. ruang vektor V dinamakan domainF.
Untuk melukiskannya, jika v = (x,y) adalah sebuah vektor di R2, maka rumusnya
Mendefenisikan sebuah fungsi yang memetakan R2 ke dalam R3. Khususnya jika v = (1,1), maka x = 1 dan y = 1, sehingga bayangan dari v di bawah F adalah F(v) = (1,2,0) dengan demikian , domain F adalahR2.
Defenisi, jika F:V W adalah sebuah fungsi dari ruang vektor V ke dalam ruang vektorW, maka F kita namakan transformasi linear ( linear transformasi) jika

(i) F(u + v) = (u) + F (v) untuk semua vektor u dan v di V.
(ii )F(ku) = kF(u) untuk semua vektor u di dalam V dan semua skalar k.
Untuk melukiskannya, misalnyaF:R2àR3 adalah fungsi yang didefinisikan oleh pers. 1, , sehingga
            
Demikian juga, jika k adalah sebuah skalar, ku = (kx1, ky1), sehingga
Jadi, F adalah sebuah transformasi linear.
Jika F:VàW adalah sebuah transformasi linear, maka untuk sebarang v1 dan vdi Vdan sebarang skalar k1 dan k2, kita peroleh
Demikian juga, jika v1, v2, ……,vn adalah vektor-vektor di V dan k1, k2,…….kn adalah skalar, maka
Kita sekarang memberikan contoh lebih lanjut mengenai transformasi linear.
Contoh 1
Misalkan A adalah sebuah matriks m x ntetap. Jika kita menggunakan notasi matriks untuk vektor di Rm dan Rn, maka dapat kita defenisikan sebuah fungsi T :RnàRmdengan :
T(x) = Ax
Perhatikan bahwa jika x adalah sebuah matriks n x 1, maka hasil kali Ax adalah matriks m x 1 ; jadi T memetakan Rn ke dalam Rmlagi pula, linear, untuk melihat ini, misalkan u dan v adalah matriks n x 1dan misalkan k adalah sebuah skalar. Dengan menggunakan sifat-sifat perkalian matriks, maka kita dapatkan
Atau secara ekivalen
Kita menamakan transformasi linear pada contoh ini perkalian oleh A. Transformasi linear semacam ini dinamakan transformasi matriks.
Contoh 2
Sebagai kasus khusus dari contoh sebelumnya, misalnya  adalah sebuah sudut tetap, dan misalnya T : 2nàR2 adalah perkalian oleh matriks
Jika v adalah vektor
Maka
Secara geometris, maka  adalah vektor yang dihasilkan jika v dirotasikann melalui sudut. Untuk melihat ini, maka misalkan  adalah sudut diantara v dan sumbu x positif, dan misalkan
Adalah vektor yang dihasilkan bila v dirotasikan melalui sudut  pada gambar di bawah. Kita akan memperlihatkan . Jika r menyatakan panjangnya sebagai v, maka
                 
Demikian juga, karena  mempunyai panjang yang sama seperti v, maka kita peroleh
                     
Sehingga


Transformasi linear pada contoh ini kita namakan perputaran R2 melalui sudut .

Contoh 3
Misalkan Vdan W adalah sebarang dua vektor. Pemetaan T : V à W sehingga T(v) = 0 untuk setiap v di V adalah sebuah transformasi linear yang kita namakan transformasi nol. Untuk melihat bahwa Tlinear, perhatikan bahwa
Maka
Contoh 4
Sebagai kasus khusus dari contoh sebelumnya, misalkan V = R3 mempunyai hasil jail dalam euclidis. Vektor-vektor w1 = (1, 0, 0) dan w= (0, 1, 0) membentuk sebuah basis ortonormal untuk bidang xy. jadi, jika v = (x, y, z) adalah sebarang vektor di R3, maka proyeksi orthogonal dari R3 pada bidang xy di berikan oleh
(x, y, z)

(x, y, z)
T(v)
x
y
v




Contoh 5
Misalkan V adalah sebuah ruang hasil kali dalam dan misalkan v0 adalah sebarang vektor tetap di V. misalkan T : V  R adalah transformasi yang memetakan vektor v ke dalam hasil kali dalamnya dengan V0 ; yakni
Dari sifat-sifat hasil kali dalam maka
Contoh 6
Misalkan V adalah sebuah ruang vektor berdimensi n dan S = ( w1, w2,…….., wn) adalah sebuah basis tetap untuk V. Menurut Teorema 29 dari bagian 4.10 maka sebarang dua vektor dan v di V dapat dituliskan secara unik dalam bentuk
Jadi
Tetapi
Sehingga
Maka
Demikian juga, untuk matriks koordinat kita peroleh
Misalkan kita ambil T : V à Rnsebagai fungsi yang memetakan sebuah vektor v di Vdimana vektor koordinatnya bersesuaian terhadap S ; yakni
Maka rumus-rumus di T, pada a dan b menyatakan bahwa
Dan
Jadi, T adalah transformasi linear dari V ke dalam Rn.

B.     SIFAT TRANSFORMASI LINEAR : KERNEL DAN JANGKAUAN
Pada  bagian ini kita mengembangkan beberapa sifat dasar transformasi linear. Khususnya, kita memperlihatkan bahwa sekali bayangan vektor basis di bawah transformasi linear telah diketahui, maka kita mungkin mencari bayangan vektor yang selebihnya dalam ruang tersebut.
Teorema 1.Jika T:V             W adalahtransformasi linier, maka :
(a)    T(0)  = 0
(b)   T(-v) = -T(v) untuksemua v di V
(c)    T(v-w) = T(v) – T(w) untuksemu v dan w di V.

 





Bukti, Misal v adalah sebarang vektor di V. Karena 0v = 0 maka kita peroleh
T(0) = T(0v) = 0T(v) = 0
Yang membuktikan (a).
            Juga, T(-v) = T [(-1)v] = (-1)T(v) –T(v), yang membuktikan (b).
            Akhirnya, v - w = v + (-1)w; jadi
T(v-w) = T(v + (-1)w)
= T(v) + (-1) T(w)
= T(v) – T(w)
Definisi.Jika T:V         W adalahtransformasi linear, makahimpuanvektor di V yang dipetakan T kedalam 0 kitanamakankernel(ruangnol) dari T; himpuantersebutdinyatakanolehker (T). Himpunansemuavektor di W yang merupakanbayangan di bawah T dari paling sedikitatauvektor di V kitanamakanjangkauandari T; himpunantersebutdinyatakanoleh  R(T).
 




                       

Teorema 2.Jika V:T       W adalahtransformasi linear, maka :
(a)    Kernel dari T adalahsubruangdari  V.
(b)   Jangkauandari T adalahsubruangdari W.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        
Bukti. 
(a)       Untuk memperlihatkan bahwa ker(T) adalah subruang, maka kita harus memperlihatkan bahwa  ker(T) tersebut tertutup di bawah pertambahan dan perkalian skalar. Misalkan v1 dan v2adalah vektor-vektor  dalam ker(T), dan misalkan k adalah sebarang skalar. Maka
T (v+ v2 )       = T(v1) + T(v2)
 = 0 + 0 = 0
Sehingga v+ vberada dalam ker(T). Juga,
                                                T(k v1) = kT(v1) = k0 =0
Sehingga k v1  berada dalam ker(T).
(b)           Misalkan w1 dan wadalah vektor  dalam jangkauan T. Untuk membuktikan bagian ini maka harus kita perlihatkan bahwa w+ wdan k w1berada dalam jangkauan T untuk sebarang skalar k; yakni, kita harus mencari vektor a dan b di V sehingga T(a) = w1 + w2  dan T(b) = k w1.
Karena w1 dan w2 berada dalam jangkauan T, maka vektor adan a2 dalam V sehingga T(a1) = w1 dan T(a2) = w2. Misalkan a = a+a2 dan b = ka1. Maka
                                    T(a) = T(ka1) = kT(a1) = kw1
Yang melengkapkan bukti tersebut.
Definisi.Jika T:V         W adalahtransformasi linear, makadimensijangkauandari T dinamkanrankT, dandimensi kernel dinamakannulitas (nullityT.
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             
Teorema kita berikutnya menghasilkan hubungan diantara rank dan nulitasn dari transformasi linear yang yang didefinisikan pada ruang vektor berdimensi berhingga. Kita akan menagguhkan buktinya hingga ke akhir bagian ini.
Teorema 3: (TeoremaDimensi). Jika T:V W adalahtransformasi linear dariruang vector V yang berdimensi n kepadasebuahruang vector W, maka:
            (rankdari T) + (nulitasdari T) = n……(5.4)

 




Dengan kata lain, teorema ini menyatakan bahwa rank + nulitas dari transformasi linear sama dengan dimensi domainnya.
            Dalam kasus-kasus ndimana V = Rn , W = Rm , dan T:V à W merupakan perkalian oleh sebuah matriks A yang berukuran m x n , berikutnya dari (5.4) dan contoh lain diatas bahwa:
                                    Rank(A) = dim(ruang pemecahan Ax = 0) = n
Jika A adalahmatriks m x n makadimensiruangpemecahandari Ax = 0 adalah
n = rank(A)


Jadi, kita punya teorema berikut.



Jelasnya, teorema ini menyatakan bahwa dimensi ruang pemecahan Ax = 0 sama dengan jumlah kolom A kurang rank A.
PERNYATAAN. Karena system linear homogen Ax = 0 harus konsisten, berikutnya dari teorema 18. Bagian 4.6 bahwa rank matriks A sama dengan jumlah parameter dalam pemecahan Ax = 0. Dengan menggunakan hasil ini dengan teorema 4, selanjutnya dengan mengacu pada ruang pemecahan Ax = 0 akan sama dengan jumlah kolom A kurang jumlah parameter dalam pemecahan Ax= 0


Contoh
Pada contoh contoh sebelumnya kita telah memperlihatkan bahwa system homogeny
                                    2x1 + 2x2 – x3   +x5 = 0
                                    -x1 + x2 + 2x3 – 3x4  + x= 0
                                     X1  +x2 – 2x3      - x= 0
                                                  X3  +  x4  + x5  = 0
Mempunyai ruang pemecahan berdimensi dua, dengan memecahkan system tersebut dan dengan mencari sebuah basis. Karena matriks koefisien
Sehingga rank (A) = 3. Anda dapat memeriksa hasil ini dengan mereduksi A pada bentuk eselon baris dan dengan memperlihatkan bahwa matriks yang dihasilkan mempunyai tiga baris tak 0.
Bukti teorema 3.
Kita harus memperlihatkan bahwa
                                    Dim [R(T)] + dim [ker(T] + n
Kita akan memberikan bukti tersebut untuk kasus dimana 1≤dim[ker(T)≤. Kasus dim[ker(T)] = 0 dan dim [ker(T)] = n sengaja kami biarkansebagai latihan anda. Anggaplah dim [ker(T)] = r, dan misalkan v1,…., vr adalah sebuah basis untuk kernel tersebut. Karena {v1,……,vr} bebas linear, maka bagian (c) dari teorema 11 dalam bagian 4.5 menyatakan bahwa terdapat n-r vector, vr+1,….vn, sehingga {v1, …, vr, vr+1, …,vn} adalah sebuah basisi untuk V. untuk melengkapkan bukti tersebut, kita akan memperlihatkan bahwa vector ke n-r dalam himpunan S= {T(vr+1),…, T(vn) membentuk sebuah basis untuk jangkauan T. maka jelaslah bahwa :
Mula-mula kita memperlihatkan bahwa S merentang jangkauan T. jika b adalah sembarang vector dalam jangkauan T, makan b = T(v) untuk suatu vector v dalam V. karena {v1, …, vr, vr+1, …,vn} adalah basis untuk V, maka dapat dituliskan dalam bentuk
Karena v1,…, vr terletak dalam kernel T, maka T(v1) = … = T(vr) = 0, sehingga
Jadi, S merentang jangkauan T.
            Akhirnya, kita memperlihatkan bahwa S adalah sebuah himpunan bebhas dan sebagai konsekuansinya maka akan membentuk basis untuk jangkauan T. misalkan suatu kombinasi linear dari vector-vektor di S adalah nol; yakni,
Kita harus memperlihatkan bahwa kr+1 = … = kn =0. Karena T linear,maka (5,5) dapat dituliskan kembali sebagai
Yang mengatakan bahwa kr+1vr+1 + … + knvn = berada dalam kernel T. maka vector ini dapat dituliskan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor basis {v1, …, vr} katakanlah,
Jadi,
Karena {v1, …, vn} bebas linear, maka semuanya k sama dengan nol; khususnya kr+1 = … = kn =0, yang melengkapi bukti tersebut .

Vektor basis linear

 Himpunan bebas linear yang membangun suatu ruang vektor merupakan basis dari ruang vektor tersebut.

Coba perhatikan ruang vektor \mathbb{R}^2 yang dapat digambarkan dalam sistem koordinat XY. Setiap vektor di \mathbb{R}^2 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor satuan \vec{i}=(1,0) dan \vec{j}=(0,1) dengan tepat satu cara. Sebagai contoh, vektor (4,3) dapat dinyatakan sebagai
  \begin{align*} (4,3)&= (4,0)+(0,3) \\ &= 4(1,0)+3(0,1) \\ &= 4 \vec{i}+3 \vec{j} \end{align*}
Nah, apa yang akan terjadi jika kita menambahkan sebuah sumbu pada sistem koordinat tersebut? Misalnya kita menambahkan sumbu w yang membentuk sudut 45^{\circ} terhadap sumbu x. Salah satu vektor yang berada pada sumbu w adalah \vec{u}=(2,2). Vektor satuan pada sumbu w dapat ditentukan dengan membagi vektor \vec{u} dengan panjangnya, yaitu 2\sqrt{2}.
  \[\vec{v} = \frac{1}{2\sqrt{2}}(2,2)= \left( \frac{1}{\sqrt{2}},\frac{1}{\sqrt{2}} \right)\]
Sebelumnya, kita telah menyatakan (4,3) sebagai kombinasi linear dari \vec{i} dan \vec{j} secara tunggal. Namun, jika kita melibatkan vektor satuan \vec{v}, terdapat tak berhingga cara untuk menyatakan (4,3) sebagai kombinasi linear dari \vec{i}\vec{j}, dan \vec{v}. Beberapa di antaranya adalah
  \begin{align*} (4,3) &= 4(1,0) + 3(0,1) + 0 \left( \frac{1}{\sqrt{2}},\frac{1}{\sqrt{2}} \right) = 4\vec{i}+3\vec{j}+0\vec{v} \\ (4,3) &= 3(1,0) + 2(0,1) + \sqrt{2} \left( \frac{1}{\sqrt{2}},\frac{1}{\sqrt{2}} \right) = 3\vec{i}+2\vec{j}+\sqrt{2}\vec{v} \\ (4,3) &= 5(1,0) + 4(0,1)-\sqrt{2} \left( \frac{1}{\sqrt{2}},\frac{1}{\sqrt{2}} \right) = 5\vec{i}+4\vec{j}-\sqrt{2}\vec{v} \end{align*}
Dengan menambahkan satu sumbu, kita memperoleh banyak koordinat untuk sebuah vektor pada \mathbb{R}^2. Ternyata, ini terjadi karena \vec{v} dapat ditulis sebagai kombinasi linear dari \vec{i} dan \vec{j}, yaitu
  \[\vec{v}=\frac{1}{\sqrt{2}} \vec{i} + \frac{1}{\sqrt{2}} \vec{j}\]
Misalkan (c,d,e) merupakan koordinat dari (4,3) \in \mathbb{R}^2 pada sistem koordinat dengan tiga sumbu tersebut.
  \begin{align*} (4,3) &= c\vec{i} + d\vec{j} + e \vec{v} \\ &= c\vec{i} + d\vec{j} + e \left( \frac{1}{\sqrt{2}} \vec{i} + \frac{1}{\sqrt{2}} \vec{j} \right) \\ &= c\vec{i} + d\vec{j} + \frac{e}{\sqrt{2}} \vec{i} + \frac{e}{\sqrt{2}} \vec{j} \\ &= \left( c + \frac{e}{\sqrt{2}} \right) \vec{i} + \left( d + \frac{e}{\sqrt{2}} \right) \vec{j} \end{align*}
Karena (4,3)=4\vec{i}+3\vec{j}, maka haruslah
  \begin{align*} &c + \frac{e}{\sqrt{2}} = 4 \\ &d + \frac{e}{\sqrt{2}} = 3 \end{align*}
Diperoleh sistem persamaan linear dengan dua persamaan dan tiga variabel. Banyaknya variabel lebih dari banyaknya persamaan, sehinnga sistem persamaan tersebut mempunyai tak berhingga solusi. Setiap solusi (c,d,e) dari sistem persamaan merupakan koordinat (4,3) pada sistem koordinat dengan tiga sumbu di atas. Tentu kita berusaha menghindari hal semacam ini. Nah, dari sini, kita mendefinisikan himpunan bebas linear dan bergantung linear.
DEFINISI
Misalkan S=\{ \vec{v_1}, \vec{v_2}, \cdots , \vec{v_r} \} adalah himpunan yang terdiri dari dua atau lebih vektor pada ruang vektor V. Himpunan S dikatakan bebas linear, jika tidak ada vektor pada S yang dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor lainnya. Himpunan yang tidak bebas linear dikatakan bergantung linear.
Jika himpunan S hanya beranggotakan satu vektor, maka himpunan S dikatakan bebas linear jika dan hanya jika vektor tersebut bukan vektor nol.
Pada umumnya, cara yang paling efisien untuk mengecek apakah suatu himpunan bebas linear atau tidak adalah menggunakan teorema berikut.
TEOREMA
Himpunan tak kosong S=\{ \vec{v_1}, \vec{v_2}, \cdots , \vec{v_r} \}pada ruang vektor V dikatakan bebas linear jika dan hanya jika
  \[k_1 \vec{v_1} + k_2 \vec{v_2} + \cdots + k_r \vec{v_r} = \vec{0}\]
hanya dipenuhi oleh k_1=k_2=\cdots=k_r=0.
Untuk lebih jelasnya, kita akan membahas beberapa contoh soal.
Contoh 1
Diketahui \vec{v_1}=(1,1,2)\vec{v_2}=(1,0,1), dan \vec{v_3}=(2,1,3). Periksa apakah S=\{ \vec{v_1}, \vec{v_2}, \vec{v_3} \}merupakan himpunan vektor di \mathbb{R}^3 yang bebas linear.
Pembahasan
Untuk menentukan apakah himpunan S bebas linear atau tidak, kita perlu mengecek apakah
  \[k_1 \vec{v_1} + k_2 \vec{v_2} + k_3 \vec{v_3} = \vec{0}\]
hanya dipenuhi oleh k_1=k_2=k_3=0.
Perhatikan bahwa
  \begin{align*} k_1 \vec{v_1} + k_2 \vec{v_2} + k_3 \vec{v_3} &= \vec{0} \\ k_1 (1,1,2) + k_2 (1,0,1) + k_3 (2,1,3) &= (0,0,0) \\ (k_1,k_1,2k_1) + (k_2,0,k_2) + (2k_3,k_3,3k_3) &= (0,0,0) \\ (k_1 + k_2 + 2k_3, k_1 + k_3,2k_1 + k_2 + 3k_3) &= (0,0,0) \end{align*}
Berdasarkan kesamaan vektor pada \mathbb{R}^3, diperoleh
  \begin{align*} k_1 + k_2 + 2k_3 &= 0 \\ k_1 + k_3 &= 0  \quad \quad \text{(1)} \\ 2k_1 + k_2 + 3k_3 &= 0 \end{align*}
Untuk menentukan apakah sistem persamaan linear \text{(1)} hanya dipenuhi oleh k_1=k_2=k_3=0, kita dapat menggunakan beberapa cara. Jika matriks koefisiennya merupakan matriks persegi, maka kita dapat memanfaatkan nilai determinannya. Jika determinan dari matriks tersebut tidak nol, maka sistem persamaan \text{(1)} hanya mempunyai solusi trivial (k_1=k_2=k_3=0), yang berakibat himpunan tersebut bebas linear. Sebaliknya, jika determinannya bernilai nol, maka sistem persamaan \text{(1)} memiliki solusi non trivial (k_1k_2, dan k_3 tidak semuanya bernilai nol), yang berarti himpunan tersebut bergantung linear. Akan tetapi, jika matriks koefisiennya bukan matriks persegi, maka kita perlu menentukan solusi dari sistem persaman tersebut, misalnya menggunakan eliminasi Gauss.
Karena matriks koefisien dari sistem persamaan \text{(1)}merupakan matriks persegi, maka kita bisa menentukan apakah S bebas linear dengan melihat nilai determinannya. Matriks koefisien dari sistem persamaan di atas adalah
  \begin{align*} A= \left[ \begin{array}{rrr} 1 & 1 & 2\\ 1 & 0 & 1\\ 2 & 1 & 3\end{array} \right] \end{align*}
Kita hitung determinannya dengan metode Sarrus.
  \begin{align*} det(A) &= 1 \cdot 0 \cdot 3 + 1 \cdot 1 \cdot 2 + 2 \cdot 1 \cdot 1-2 \cdot 0 \cdot 2-1 \cdot 1 \cdot 1-3 \cdot 1 \cdot 1 \\ &= 0 + 2 + 2-0-1-3 \\ &= 0 \end{align*}
Karena nilai determinannya nol, maka dapat disimpulkan bahwa himpunan S bergantung linear.
Alternatif
Kita akan menentukan solusi dari sistem persamaan \text{(1)}. Matriks yang diperbesar dari sistem persamaan tersebut adalah
  \begin{align*} \left[ \begin{array}{rrrr} 1 & 1 & 2 & 0 \\ 1 & 0 & 1 & 0 \\ 2 & 1 & 3 & 0 \end{array} \right] \end{align*}
Kita akan mengubah matriks di atas ke dalam bentuk eselon baris.
Tambahkan (-1) kali baris pertama ke baris kedua, dan (-2) kali baris pertama ke baris ketiga.
  \begin{align*} \left[ \begin{array}{rrrr} 1 & 1 & 2 & 0 \\ 0 & -1 & -1 & 0 \\ 0 & -1 & -1 & 0 \end{array} \right] \end{align*}
Kalikan baris kedua dengan (-1).
  \begin{align*} \left[ \begin{array}{rrrr} 1 & 1 & 2 & 0 \\ 0 & 1 & 1 & 0 \\ 0 & -1 & -1 & 0 \end{array} \right] \end{align*}
Tambahkan baris kedua ke baris ketiga.
  \begin{align*} \left[ \begin{array}{rrrr} 1 & 1 & 2 & 0 \\ 0 & 1 & 1 & 0 \\ 0 & 0 & 0 & 0 \end{array} \right] \end{align*}
Diperoleh
  \begin{align*} k_1 + k_2 + 2k_3 &= 0 \\ k_2 + k_3 &= 0 \end{align*}
yang dapat ditulis sebagai
  \begin{align*} k_1 &= -k_2-2k_3 \\ k_2 &= -k_3 \end{align*}
Solusi sistem persamaan di atas adalah
  \begin{align*} k_3 &= t \\ k_2 &= -k_3 = -t \\ k_1 &= -k_2-2k_3 = -(-t)-2t=-t \end{align*}
dengan t merupakan parameter.
Sistem persamaan tersebut memiliki solusi non trivial, misalnya k_1=-1k_2=-1, dan k_3=1 (untuk t=1). Dengan demikian, himpunan S bergantung linear.
Contoh 2
Diketahui \vec{p_1}=1+x+x^2\vec{p_2}= 1+x^2, dan \vec{p_3}= 1+2x. Periksa apakah S=\{\vec{p_1}, \vec{p_2}, \vec{p_3}\}merupakan himpunan bebas linear di P_2.
Pembahasan
Untuk menentukan apakah himpunan S bebas linear atau tidak, kita perlu mengecek apakah
  \[k_1 \vec{p_1} + k_2 \vec{p_2} + k_3 \vec{p_3} = \vec{0}\]
hanya dipenuhi oleh k_1=k_2=k_3=0.
Perhatikan bahwa
  \begin{align*} k_1 \vec{p_1} + k_2 \vec{p_2} + k_3 \vec{p_3} &= \vec{0} \\ k_1 (1+x+x^2) + k_2 (1+x^2) + k_3 (1+2x) &= 0 + 0x + 0x^2 \\ (k_1+k_1x+k_1x^2) + (k_2+k_2x^2) + (k_3+2k_3x) &= 0 + 0x + 0x^2 \\ (k_1 + k_2 + k_3) + (k_1 + 2k_3)x + (k_1 + k_2)x^2 &= 0 + 0x + 0x^2 \end{align*}
Berdasarkan kesamaan dua polinom, diperoleh sistem persamaan linear
  \begin{align*} k_1+k_2+k_3 &= 0 \\ k_1+2k_3 &= 0  \quad \quad \text{(2)} \\ k_1+k_2 &= 0 \end{align*}
Matriks koefisien dari \text{(2)} merupakan matriks persegi, sehingga keberadaan solusi non trivial dapat dilihat dari nilai determinannya.
Matriks koefisien dari sistem persamaan \text{(2)} adalah
  \begin{align*} A= \left[ \begin{array}{rrr} 1 & 1 & 1 \\ 1 & 0 & 2 \\ 1 & 1 & 0 \end{array} \right] \end{align*}
Kita hitung determinannya dengan metode Sarrus.
  \begin{align*} det(A) &= 1 \cdot 0 \cdot 0 + 1 \cdot 2 \cdot 1 + 1 \cdot 1 \cdot 1-1 \cdot 0 \cdot 1-1 \cdot 2 \cdot 1-0 \cdot 1 \cdot 1 \\ &= 0+2+1-0-2-0 \\ &= 1 \end{align*}
Karena nilai determinan tidak sama dengan nol, maka sistem persamaan \text{(2)} hanya memiliki solusi trivial, yang berakibat himpunan S bebas linear.
Alternatif
Kita akan menentukan solusi dari sistem persamaan \text{(2)} menggunakan eliminasi Gauss. Matriks yang diperbesar dari sistem persamaan tersebut adalah
  \begin{align*} \left[ \begin{array}{rrrr} 1 & 1 & 1 & 0 \\ 1 & 0 & 2 & 0 \\ 1 & 1 & 0 & 0 \end{array} \right] \end{align*}
Tambahkan (-1) kali baris pertama ke baris kedua dan baris ketiga.
  \begin{align*} \left[ \begin{array}{rrrr} 1 & 1 & 1 & 0 \\ 0 & -1 & 1 & 0 \\ 0 & 0 & -1 & 0 \end{array} \right] \end{align*}
Kalikan baris kedua dan baris ketiga dengan (-1).
  \begin{align*} \left[ \begin{array}{rrrr} 1 & 1 & 1 & 0 \\ 0 & 1 & -1 & 0 \\ 0 & 0 & 1 & 0 \end{array} \right] \end{align*}
Diperoleh
  \begin{align*} k_1+k_2+k_3 &= 0 \\ k_2-k_3 &= 0 \\ k_3 &= 0 \end{align*}
Dengan substitusi balik, diperoleh
  \begin{align*} k_1 &= 0 \\ k_2 &= 0 \\ k_3 &= 0 \end{align*}
Dengan demikian, S merupakan himpunan yang bebas linear.

Limit tak hingga

Pengertian Di dalam matematika, konsep limit digunakan untuk menjelaskan sifat dari suatu fungsi, saat argumen mendekati ke suatu titik, ...