Eliminasi Gauss adalah metode eliminasi yang sering di sebut juga dengan transformasi elementer. Caranya dengan mengubah elemen baris atau kolom dalam matriks diubah menjadi vektor 0.
Ciri-ciri Metode Gauss :
- Jika suatu baris tidak semua nol, maka bilangan pertamanya adalah 1
- Baris nol terletak paling bawah
- Angka 1 berikutnya berada di baris ke 2 kolom 2
- Dibawah angka 1 harus nol
Kelebihan dan Kekurangan :
Keuntungan :
- Menentukan apakah sistem konsisten
- Menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap angka
- Lebih mudah untuk memecahkan
Kelemahan :
- Memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal.
Contoh Soal :
Tentukan rank dari matriks B di bawah ini dengan
menggunakan metode eliminasi gauss.
Dari hasil transformasi diperoleh matriks identitas berukuran 2×2,
sehingga rank dari matriks B adalah 2 (rank(B) = 2).
Metode Eliminasi Gauss-Jordan
Eliminasi Gauss Jordan adalah pengembangan dari Eliminasi Gauss. yang nantinya hasil dari eliminasi lebih sederhana, caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang eselon (matriks identitas).
➔ Matriks Identitas (I)
Pada metode eliminasi Gauus-Jordan
kita membuat nol elemen di bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks.
Hasilnya adalah semua elemen pada diagonal utama bernilai 1, elemen-elemen
lainnya nol.
Contoh Soal :
Tentukan rank dari matriks A di bawah ini dengan menggunakan metode Eliminasi Gauss-Jordan.
Metode Cramer
Setelah kita memahami cara penulisan sistem persamaan linear dengan matriks,
kita dapat menyelesaikan persamaan linear tersebut dengan menggunakan
matrik, operasi baris elementer dan cramer. Berikut ini adalah
penjelasan cara menyelesaikan sebuah sistem persamaan linear dengan
menggunakan metoda cramer. Jika AX = B
adalah sistem yang terdiri dari m persamaan linear dalam n variabel
sehingga det (A) ≠ 0 , maka sistem tersebut mempunyai pemecahan yang unik. Pemecahan
ini adalah :
X2
= det (A2) / det (A)
Xn
= det (An) / det (A)
Dimana Aj adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan entri-entri dalam kolom ke – j dari A dengan entri – entri dalam matriks koefisien B.
Contoh
: gunakan aturan cramer untuk memecahkan SPL berikut :
-x1 + x2
+ 2x3
= -5
2x1 - x2
+ x3
= 1
x1 + x2 - x3 = 5
jawab
:
bentuk
matriks yang ekuivalen dengan SPL tersebut adalah :
Dalam
matrik A diperoleh det (A) dan det (Aj) dengan cara sarrus :
Det
A = {(-1).(-1).(-1)+ 1.1.1 + 2.2.1 } – {
1.(-1).2 + 1.1.(-1) + (-1).2.1}
={ (-1 + 1 + 4) – (-2 + (-1) + (-2)} = { 4 – (-5)} ={ 4 + 5} = 9
Det
A1 =
Det A1 = ( -5 + 5 + 2 ) – (-10 + (-5) + (-1) ) = 2 + 16 = 18
Det
A2=
Det A2= (1 – 5 +20 ) – ( 2 + (-5) + 10 ) = 16 -7 = 9
Det
A3=
Det A3= ( 5 + 1 + (-10) – ( 5 + (-1) + 10 ) = -4 -14 = -18
Sehingga
diperoleh :
X1=
Det (A1 )/ Det (A) = 18 /9 =
2
X2
= Det (A2 )/ Det (A) = 9 / 9 = 1
X3
= Det (A3 )/ Det (A) = -18 / 9 = -2
Jadi
pemecahan untuk SPL tersebut adalah :
X1=
2 ,
X2= 1
, X3= -2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar